Powered by Blogger.

Siddharta Gautama (Sang Budha)

Pada tahun 563 SM lahir seorang innovator baru dari marga Sakya di kerajaan Kapilavastu yang bernama Siddharta Gautama. Sama seperti Mahawira dia adalah seorang pangeran yang hidup dengan segala kenyamanan, dia juga sudah memiliki seorang istri dan seorang putri kecil. Ayahnya, sang raja, membesarkan Siddharta dalam kemewahan di dalam tembok-tembok istana yang terputus dengan kehidupan rakyat jelata. 

Tetapi suatu hari ia memerintahkan kusirnya mengajaknya jalan-jalan ke taman. Di taman ia melihat seorang manula yang gigi-giginya patah, rambutnya beruban, tubuhnya bengkok dan gemetaran. Dia berpikir bahwa kelahiran itu memalukan, karena usia tua akan menghampiri. Dia berusaha menyingkirkan pikiran itu, tetapi dalam perjalanan selanjutnya ia melihat lelaki yang terjangkit penyakit, sesosok mayat, dan seorang petapa. Hal ini membuat pikirannya tambah kacau. 

Puncak wahyu terjadi ketika di istana diadakan sebuah pesta. Dia dihibur dengan tarian dan nyanyian oleh para wanita cantik. Ketika malam semakin larut semua penghibur kelelahan dan tertidur bergelimpangan di lantai, beberapa wanita gaunnya terbuka sehingga memperlihatkan ketelanjangan mereka yang menjijikan. Siddharta merasa muak dengan semua itu, bahkan semua kenikmatan seksual. Baginya ruangan yang megah itu tampak seperti kuburan yang dipenuhi mayat-mayat yang membusuk. Hal inilah yang menyebabkan ia berangkat untuk mengasingkan diri pada tahun 534 SM.

Ia berkelana untuk berdamai dengan pembusukan dan kerusakan. Ia mencoba meditasi dan tapabrata, tapi itu tidak dapat menghalangi kenyataan akan penderitaan dan kematian. Akhirnya di bawah pohon bodi dia menemukan segala jawaban atas semua yang dicarinya: bukan nafsu yang menjerumuskan laki-laki dan perempuan, melainkan keberadaan itu sendiri yang selalu bernafsu. Kebebasan dari nafsu adalah kebebasan dari eksistensi (keberadaan) itu sendiri. Dan sejak saat itu ia dikenal sebagai Sang Budha Baik ajaran Jain maupun ajaran Budha merupakan ajaran anti-brahmana dan antikasta atau ajaran yang menentang pada otoritas, bergantung pada diri sendiri.

0 comments "Siddharta Gautama (Sang Budha)", Baca atau Masukkan Komentar

Post a Comment