Powered by Blogger.

Mengenal Jamur (Fungi)

Banyak ahli telah mempelajarinya, tetapi masih perlu diteliti lebih mendalam. Jamur mempunyai bentuk kehidupan yang istimewa, sangat menarik untuk dipelajari. Oleh karena itu, jamur ditempatkan pada kingdom tersendiri. Jamur termasuk organisme eukariotik karena sel penyusunnya telah memiliki membran inti. Sel jamur juga memiliki dinding sel dari bahan kitin (chitine) yang merupakan polimer karbohidrat mengandung nitrogen. Zat ini juga terdapat pada eksoskeleton hewan arthropoda, seperti laba-laba dan serangga. Senyawa kitin bersifat kuat, tetapi fleksibel. Ini berbeda dengan tumbuhan umum yang dinding selnya tersusun dari selulosa dan bersifat kaku.

Umumnya jamur merupakan organisme bersel banyak (multiseluler), tetapi ada juga yang bersel tunggal (uniseluler), contohnya jamur ragi tape (Saccharomyces sp). Tubuh jamur bersel banyak terdiri atas benangbenang halus yang disebut hifa. Kumpulan hifa jamur membentuk anyaman yang disebut miselium. Pada jamur multiseluler yang hifanya tidak bersekat (asepta), inti selnya tersebar di dalam sitoplasma dan berinti banyak. Jamur jenis ini disebut jamur senositik (coenocytic). Sedang yang bersekat umumnya berinti satu dan disebut sebagai jamur monositik (monocytic).
 
Bentuk jamur mirip dengan tumbuhan, tetapi jamur tidak memiliki daun dan akar sejati. Selain itu, jamur tidak memiliki klorofil sehingga tidak mampu berfotosintesis. Dengan demikian, jamur merupakanorganisme heterotrop, yaitu organisme yang cara memperoleh makanannya dengan mengabsorbsi nutrisi dari lingkungannya atau substratnya. Sebelum mengabsorbsi makanan yang masih berupa senyawa kompleks, ia mensekresikan enzim hidrolitik ekstraseluler atau ferment untuk menguraikannya lebih dahulu di luar selnya.

Jamur ada yang hidup sebagai parasit, ada pula yang bersifat saprofit. Selain itu, ada pula yang bersimbiosis dengan organisme lain secara mutualisme. Sebagai parasit, jamur mengambil makanan langsung dari inangnya. Jamur jenis ini memiliki haustorium, yaitu hifa khusus untuk menyerap makanan langsung dari inangnya. Sebagai saprofit, jamur mengambil makanan dari sisa-sisa organisme lain yang telah mati. Jamur yang bersimbiosis, mengambil nutrisi berupa zat organik dari organisme lain dan organisme itu mendapatkan zat tertentu yang bermanfaat dari jamur tersebut. Jamur dapat berkembang biak secara aseksual dan seksual. Meski demikian, perkembangbiakan secara seksual lebih mendominasi karena dilakukan oleh hampir semua jamur tersebut.

Para ahli biologi memperkirakan di seluruh dunia terdapat sekitar 1,5 juta spesies jamur. Diantaranya baru sekitar 100.000 spesies jamur yang telah diketahui. Secara filogenetik jamur digolongkan ke dalam 4 divisio, yaitu Chytridiomycota, Zygomycota, Ascomycota, dan Basidiomycota.

Beberapa pengetahuan tentang jamur antara lain:
  1. Lumut kerak merupakan gabungan dari jamur dan ganggang kedua organisme ini hidup bersama dalam suatu hubungan yang saling menguntungkan (simbiosis mutualisme). 
  2. Cabang botani yang mempelajari jamur disebut mikologi. Berasal dari kota Yunani mykes (cendawan) dan logos (ilmu pengetahuan). Para ahli disebut ahli mikologi.
  3. Jamur Ascomycota memiliki hifa yang bersekat. Jamur ini berkembang biak secara aseksual dengan membentuk konidia, sedang secara seksualnya dengan menghasilkan askospora di dalam askus. 
  4. Jamur Basidiomycota ada yang mengandung racun. Jamur beracun umumnya memiliki warna yang cerah dan mencolok serta pada batangnya terdapat cincin, contohnya jamur Amanita Muscaria yang dapat menyebabkan halusinasi jika dimakan. 
  5. Tidak seperti Amanita muscaria yang beracun, jamur Amanita caesaria yang berwarna oranye cerah memiliki rasa yang lezat danmerupakan makanan kegemaran kaisar Romawi yang bernama Nero. 


0 comments "Mengenal Jamur (Fungi)", Baca atau Masukkan Komentar

Post a Comment